Laporan Perkuliahan Manajemen Keuangan

A. Pengertian Pajak
Pengertian Pajak menurut Prof. Dr. Rochmat Soemitro, SH:
Pajak adalah iuran rakyat kepada kas Negara berdasarkan undang-undang (yang dapat dipaksakan) dengan tiada mendapat jasa timbal  balik (kontraprestasi) yang langsung dapat ditunjukan dan yang digunakan untuk membayar pengeluaran umum.
Pengertian Pajak Menurut Soeparman (2005:10):
Pajak adalah iuran wajib, berupa uang atau barang yang dipungut oleh penguasa berdasarkan norma - norma hukum, guna menutup binya produksi barang - barang dan jasa - jasa kolektif dalam mencapai kesejahteraan umum.
Pengertian pajak menurut Mulyadi (2006):
Pajak adalah iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan undang-undang (yang dapat dipaksakan) dengan tiada mendapat jasa timbal (kontraprestasi) yang langsung dapat dirunjukkan dan yang digunakan untuk membayar pengeluaran.
B. Macam-macam Pajak
1.    Pajak penghasilan (PPh)
Subjek pajak penghasilan : 1) Orang pribadi , 2) Warisan yang belum dibagi, 3) Badan, dan 4) Bentuk usaha tetap, yaitu subjek pajak yang perlakuan perpajakannya dipersamakan dengan subjek pajak badan. Selain itu, objek pajak penghasilan adalah setiap tambahan kemampuan ekonomi yang diterima oleh wajib pajak, baik yang berasal dari Indonesia maupun yang berasal dari luar Indonesia, yang dapat dipakai untuk konsumsi atau menambah kekayaan wajib pajak yang bersangkutan dengan nama dan dalam bentuk apapun. Dengan demikian maka penghasilan itu dapat berupa keuntungan usaha, gaji, honorarium, hadiah, dan lain sebagainya.
     Tarif Pajak Penghasilan
Tarif pajak penghasilan wajib pajak pribadi adalah sebagai berikut
Lapisan penghasilan kena pajak                                  Tarif Pajak
Sampai dengan Rp50.000.000                                           5%
Diatas Rp50.000.000- Rp250.000.000                              15%
Rp250.000.000-Rp500.000.000                                         25%
Diatas Rp500.000.000                                                        30%
Wajib pajak badan dalam negeri yang berbentuk usaha tetap adalah sebesar 25%.
2.    Pajak Pertambahan Nilai Barang dan Jasa
 Pajak Pertambahan Nilai (PPN) merupakan pajak yang dikenakan atas konsumsi di dalam negeri (daerah pabean), baik konsumsi Barang Kena Pajak (BKP) maupun konsumsi Jasa Kena Pajak (JKP). Oleh karena itu, barang yang tidak dikonsumsi di dalam daerah pabean atau barang yang diekspor dikenakan pajak dengan tarif 0% dan sebaliknya untuk impor barang dikenakan pajak yang sama dengan produksi barang dalam negeri.
 PPN hanya akan dikenakan atas pertambahan nilai dari suatu barang atau jasa dan dikenakan di setiap mata rantai jalur produksi dan distribusi. Pertambahan nilai itu sendiri muncul karena digunakannya faktor-faktor produksi pada setiap jalur perusahaan dalam rangka menyiapkan, menghasilkan, menyalurkan. dan memperdagangkan barang atau pemberian pelayanan jasa kepada para konsumen. Semua biaya untuk mendapatkan dan mempertahankan laba, termasuk bunga modal, sewa, tanah, upah kerja, dan laba perusahaan merupakan unsur pertambahan nilai yang menjadi dasar dalam pengenaan PPN.
PPN terdapat dalam Dasar hukum adalah UU No.8 tahun1983, diubah dengan UU No. 10 tahun 1994, UU No. 18 tahun 2000, terakhir UU No.42 tahun 2009.
Jadi dapat disimpulkan bahwa objek pajak pertambahan nilai (PPN) dikenakan atas: 1) Penyerahan barang kena pajak di dalam daerah pabean yang dilakukan oleh pengusaha, 2) Impor barang kena pajak, 3) Penyerahan jasa kena Pajak di dalam daerah pabean yang dilakukan oleh pengusaha, 4) Pemanfaatan barang kena pajak tidak berwujud dari luar daerah pabean dan didalam daerah pabean, 5) Pemanfaatan jasa kena pajak dari luar daerah pabean dan didalam daerah pabean, 6) Ekspor barang kena pajak berwujud oleh pengusaha kena pajak, 7)  Ekspor barang kena pajak tidak berwujud oleh pengusaha kena pajak, 8) Ekspor jasa kena pajak oleh pengusaha kena pajak.
3.    Pajak Penjualan Barang Mewah (PPnBM)
      Pajak Penjualan Barang Mewah (PPnBM) merupakan pungutan pajak tambahan, selain PPN atas konsumsi barang. Berbeda dengan PPN yang dipungut pada setiap rantai produksi dan distribusi, PPnBM hanya dikenakan satu kali, yaitu pada tingkat pabrikan, tepatnya pada saat penyerahan Barang Kena Pajak Tergolong Mewah (BKPTM) atau saat impor BKPTM oleh pabrikan. Karena hanya dipungut satu kali pada tingkat pabrikan maka dalam PPnBM tidak dikenal adanya kredit pajak masukan.
4.    Bea Meterai
Bea Meterai adalah pajak yang dikenakan atas pemanfaatan dokumen, seperti surat perjanjian, akta notaris, serta kwitansi pembayaran, surat berharga, dan efek, yang memuat jumlah uang atau nominal diatas jumlah tertentu sesuai dengan ketentuan.
5.    Pajak Bumi dan Bangunan (PBB)
PBB adalah pajak yang dikenakan atas kepemilikan atau pemanfaatan tanah dan atau bangunan. PBB merupakan Pajak Pusat namun demikian hampir seluruh realisasi penerimaan PBB diserahkan kepada Pemerintah Daerah baik Provinsi maupun kabupaten/kota.
            Mulai 1 Januari 2010, PBB Perdesaan dan perkotaan menjadi  Pajak Daerah sepanjang Peraturan Daerah tentang PBB yang terkait dengan Perdesaan dan Perkotaan telah diterbitkan. Apabila dalam jangka waktu dari 1 Januari 2010 sampai Paling lambat 31 Desember 2013 Peraturan Daerah belum diterbitkan, maka PBB Perdesaan dan Perkotaan tersebut masih tetap dipungut oleh Pemerintah Pusat. Mulai 1 januari 2014, PBB pedesaan dan Perkotaan merupakan pajak daerah. Untuk PBB Perkebunan, Perhutanan, Pertambangan masih tetap merupakan Pajak Pusat.
C. Soal tentang pajak
Rahma Yulida bekerja di PT. Bumi Aksara sebagai Manajer Pemasaran sejak tahun 2010, mempunyai penghasilan sebagai berikut:
-          - Gaji pokok                             : Rp. 8.000.000,00
-          - Tunjangan transport              : Rp. 1.000.000,00
-          - Tunjangan makan                  : Rp. 1.000.000,00
-         -  Premi pension                        : 1%
-         -  K3                                          : 10%
Hitunglaah PPh Pasal 21
-          Gaji pokok                                                                                             Rp. 8.000.000,00
-          Tunjangan transport                                                                              Rp. 1.000.000,00
-          Tunjangan makan                                                                                  Rp. 1.000.000,00 +
                                                                                                                        Rp. 10.000.000,00
-          Pensiun             1% x Rp. 8.000.000,00                = Rp. 80.000,00
-          K3                     10% x Rp. 8.000.000,00              = Rp. 800.000,00+
                                                                                                                        Rp.      880.000,00-
                                                                 Rp. 9.120.000,00x 12 =          Rp. 109.440.000,00
  PTKP
         WP………………………………………………………………  Rp. 24.300.000,00-
                                                                                                  PKP à Rp. 85.140.000,00
  PPh pasal 21
                5% x Rp. 50.000.000,00                        = Rp. 2.500.000,00
                15% x Rp. 35.140.000,00                      = Rp. 5.271.000,00+
                                                                                  Rp. 7.771.000,00 : 12 = Rp. 647.583/ bulan.

Komentar

Postingan Populer