Laporan Perkuliahan Diklat "Metode Pelatihan"
Assalamualaikum..
Pertemuan Mata Kuliah Manajemen
Diklat di kelas Manajemen Pendidikan kelas A dilaksanakan pada hari Selasa,
tanggal 20 Oktober 2014 bertempat di ruang 306 Daksinapati. Pertemuan kali ini,
Dosen kami yang bernama Bpk. Amril Muhammad memberikan pembahasan tentang Metode
pelatihan. Kondisi kelas pada saat itu bisa dikatakan cukup efektif namun
seperti biasa, udara agak panas karena pendingin ruangan yang kurang optimal.
Sebelum memberikan materi, Pak Amril mereview hasil pencarian materi oleh
mahasiswa yang mendapatkan bagian BAB 5, termasuk saya. Berikut hasil pencarian
materi Metode Pelatihan oleh Rahma Yulida:
Metode Pelatihan
Pendekatan
kognitif (cognitive approach)
1. Kuliah/ ceramah. Lecture (ceramah atau
kuliah), Metode kuliah di berikan kepada peserta yang banyak didalam kelas.
Pelatih mengerjakan teori-teori yang di perlukan sedang yang dilatih
mencatatnya serta mempersepsikanya. Metode kuliah merupakan suetu metode
tradisonal karena hanya pelatih yang berperan aktif sedangkan peserta
pengembangan bersikap pasif. Teknik kuliah ini cenderung diterapkan dengan
komunikasi searah saja
2. Demonstrasi.
Demonstration and example
adalah metode latihan yang dilakukan dengan cara peragaan dan penjelasan
bagaimana cara-cara mengerjakan suatu pekerjaan melalui contoh-contoh atau
percobaan yang didemonstrasikan. Demonstrasi merupakan metode
yang sangat efektif karena peserta melihat sendiri teknik mengerjakannya dan di
berikan penjelasan-penjelasannya bahkan bila perlu boleh dicoba
mempraktekannya. Dalam banyak hal, dengan
menunjukan bagaimana seseorang harus mengerjakan tugasnya adalah lebih mudah
daripada menceritakan atau menyuruhnya mempelajari langkah-langkah
pengerjaannya. Biasanya demonstrasi dilengkapi dengan gambar, teks, diskusi,
video, dan lain-lain
3. Diskusi.
Metode diskusi dilakukan
dengan melatih peserta untuk berani memberikan pendapat dan rumusannya serta
cara-cara bagaimana meyakinkan orang lain percaya terhadap pendapatnya. Peserta juga dilatih untuk menyadari bahea tidak ada
rumusan yang mutlak benar. Jadi, harus ada kesediaan untuk menerima
penyempurnaan dari orang lain, menerima informasi, dan memberikan informasi.
Jelasnya harus dikembangkan pertukaran pendapat yang konstruktif untuk
memperoleh rumusan yang terbaik.
4. Computer Based Training. Computer-based training: merupakan program pelatihan yang diharapkan
mempunyai hubungan interaktif antara komputer dan peserta, dimana peserta
diminta untuk merespon secara langsung selama proses belajar. Beberapa alasan suatu lembaga pelatihan
menggunakan CBT. Hasil yang bisa didapat oleh manajer pelatihan setelah
menginvestasi CBT dalam manajemen organisasi terdapat dua keuntungan dalam
penggunaan CBT, yaitu memperkecil biaya dan meningkatkan efektivitas pelatihan. Keuntungan dari CBT dalam memperkecil biaya
pelatihan bagi siswa diantaranya adalah: (1) Memperkecil biaya perjalanan dan biaya
pekerjaan siswa. Dalam banyak hal perangkat lunak computer dapat ditempatkan pada lokasi
yang berlainan agar siswa dapat berlatih dengan pekerjaan yang dekat dengan
tempat mereka. Bagi perusahaan yang tersebar diberbagai tempat, pekerjaan dapat
melakukan penghematan pekerjaan yang sangat besar.
(2) Mengurangi waktu pelatihan. Terdapat fakta-fakta yang kuat mendukung
klaim perusahaan, bahwa para siswa dalam program CBT menyelesaikan pelatihannya
sekitar 30% lebih cepat disbanding jika mereka dilatih dengan program yang sama.
(3) Pelatihan yang tepat pada waktunya. Suatu program BCT dapat diselenggarakan pada
siswa saat mereka perlukan. Pengguna baru tidak mempunyai waktu cukup untuk
orang-orang dalam organisasi. Mereka akan menggunakan orientasi CBT program
untuk bekerja sama dengan organisasi tersebut. (4) Mengurangi kerusakan peralatan.Sebagai contoh
pada latihan penerbangan, dapat dilakukan dengan simulasi dengan pengendalian
computer. Hal tersebut dapat menghindari pemakaian pesawat sebenarnya dan
timbulkan kerusakan-kerusakan yang membutuhkan biaya besar.
Pendekatan
Perilaku ( Behavioral Approach)
1. Behavior Modeling. Teknik
pemodelan perilaku (behavior modeling) ialah
salah satu cara mempelajari atau meniru tindakan (perilaku) dengan mengobservasi
dan meniru model-model. Biasanya model-model perilaku yang harus di observasin
dan ditiru diproyeksikan dalam video tape. Missal, suatu peragaan seorang
manajer terhadap stafnya, diperlihatkan kepada peserta, kemudian para peserta
diminta untuk mengkritik dan mendiskusikan tentang perilaku manajer tersebut.
2. Business Games, mengarah
terhadap bagaimana pengambilan keputusan. Business
Games (permainan bisnis) adalah pengembangan yang dilakukan dengan diadu
untuk bersaing memecahkan masalah tertentu. Permainan disusun dengan
aturan-aturan tertentu yang diperoleh dari teori ekonomi atau studi
operasi-operasi bisnis Contoh : kelompok-kelompok tersebut ditugaskan mengambil
keputusan yang tepat dan cepat tentang harga pokok produksi, jumlah produksi
dan cara pemasaran barang. Tujuannya untuk melatih para peserta dalam
pengambilan keputusan yang baik pada situasi/ kondisi dan objek tertentu.
3. Case Studies. Studi Kasus (Case Study) adalah metode dimana para
peserta diklat diberikan suatu kasus, kemudian dipelajari dan didiskusikan
antara para peserta diklat. Metode ini sangat cocok untuk para peserta,
manajer, atau administrator, yang akan mengembangkan keterampilan dalam
memecahkan masalah-masalah. Dalam teknik studi kasus atau case studies, pelatih memberikan suatu kasus kepada peserta
pengembangan. Kasus ini tidak disertai data yang komplet atau sengaja di
sembunyikan. Tujuannya agar peserta terbiasa mencari data/informasi dari pihak
eksternal dalam memutuskan suatu kasus yang dihadapinya. Peserta ditugaskan
untuk mengidetifikasi masalah, menganalisis situasi, dan merumuskan
penyelesaiannya. Dengan metode kasus diharapkan peserta dapat
meningkatkan kecakapan dan keterampilannya mengambil keputusan serta menyadari
bahwa keputusan itu mempunyai dampak internal dan eksternal terhadap
perusahaan. Perbedaan metode konferensi dengan metode kasus terletak pada
problem yang diberikan. Problem metode konferensi data/ informasinya komplet
jadi harus dicari sendiri oleh peserta.
4. Equipment Simulators. Simulation merupakan situasi
atau kejadian yang di tampailkan semirip mungkin dengan situasi yang sebenarnya
tapi hanya merupakan tiruan saja. Simulasi merupakan sustu teknik untuk
mencontoh semirip mengkin terhadap konsep sebenarmya dari pekerjaan yang akan
di jumpainya. Dengan demikian, maka apabila para peserta diklat kembali ke
tempat pekerjaan semula akan mampu melakukan pekerjaan yang disimulasikan
tersebut. Simulator alat-alat, misalnya simulasi alat-alat suntik bagi
pendidikan kedokteran atau keperawatan, simulasi sumur pompa tangan bagi
pendidikan sanitasi dan sebagainya.
5. In Basket Technique. Teknik
di dalam keranjang (in basket). Metode
ini dilakukan dengan memberi bermacam-macam persoalan kepada para peserta
latihan. Dengan kata lain, peserta latihan diberi suatu basket atau keranjang
yang penuh dengan bermacam-macam persoalan yang harus diatasi. Kemudian peserta
latihan diminta untuk memecahkan masalah-masalah tersebut sesuai dengan teori
dan pengalaman yang dipunyai muali dari perencanaan sampai dengan evaluasinya.
6. Role
Plays. Teknik dalam metode ini, beberapa orang peserta
ditunjuk untuk memainkan suatu peran dalam organisasi tiruan Jadi semacam sandiwara. Misalnya tentang
kasus-kasus berikut :
1.
Hubungan atasan dengan bawahan dalam situasi tertentu
2.
Cara-cara memberikan perintah
3.
Cara-cara memberikan hukuman
Peserta harus mengambil alih peranan dan
sikap-sikap dari orang-orang yang di tokohkan itu. Misalnya sikap dan peranan
seorang kepada dinas kesehatan dalam pimpinan suatu rapat dinas. Manfaat metode
ini adalah untuk mengembangkan keahlian dalam hubungan antara manusia yang
berinteraksi sehingga ia dapat membina intraksi yang harmonis dari bawahannya
kelak dalam praktek di perusahaan.
Sekian laporan Perkuliahan Manajemen Diklat, semoga bermanfaat bagi pembaca.
Wassalam..
Komentar
Posting Komentar