Topik 7 "Desain Pelatihan"
Pertemuan Manajemen Diklat pada tanggal 10 November 2014 bertempat
di ruang 306 Daksiapati, setiap kelompok melakukan diskusi masing-masing dengan
materi paparan tentang Desain Pelatihan. Berikut ini rangkuman diskusi:
Desain pelatihan dapat diartikan sebagai
proses perencanaan yang sistematik yang dilakukan sebelum kegiatan pengembangan
atau pelaksanaan sebuah pelatihan.
Konsep desain pelatihan dikemukakan dalam
bentuk model. Sebuah model menggambarkan suatu prosedur atau kesatuan konsep
dengan komponen-komponen yang memiliki keterkaitan satu sama lain. Model desain
pelatihan merupakan sarana konseptual untuk menganalisis, merancang,
memproduksi, menerapkan, dan mengevaluasi sebuah aktivitas atau program
pelatihan. Dibawah ini adalah beberapa model desain pelatihan berikut
penjelasan-penjelasannya :
a. Model Dick and Carey
Salah satu model desain pelatihan adalah
model Dick and Carey (1985). Model ini termasuk ke dalam model yang
berorientasi kepada prosedural. Berikut merupakan model desain pelatihan yang
dikembangkan oleh Dick and Carey :
1.
Identifikasi tujuan pelatihan
2.
Analysis instructional
3.
Analisis peserta pelatihan dan konteks
4.
Merumuskan tujuan pelatihan khusus
5.
Mengembangkan alat atau instrument penilaian
6.
Mengembangkan strategi pelatihan
7.
Melakukan revisi terhadap draf program
pelatihan
b. Model Kemp
Model Kemp termasuk ke dalam contoh model
melingkar jika ditunjukkan dalam sebuah diagram. Secara singkat, menurut model
ini terdapat beberapa langkah dalam penyusunan sebuah bahan ajar, yaitu :
1.
Menentukan tujuan dan daftar topik,menetapkan
tujuan umum untuk pelatihan tiap topiknya;
2.
Menganalisis karakteristik pelajar, untuk
siapa pelatihan tersebut didesain;
3.
Menetapkan tujuan pelatihan yang ingin
dicapai dengan syarat dampaknya dapat dijadikan tolak ukur perilaku pelajar;
4.
Menentukan isi materi pelajaran yang dapat
mendukung tiap tujuan;
5.
Pengembangan prapenilaian/ penilaian awal
untuk menentukan latar belakang pelajar dan pemberian level pengetahuan
terhadap suatu topik;
6.
Memilih aktivitas pelatihan dan sumber
pelatihan yang menyenangkan atau menentukan strategi belajar-mengajar, jadi
peserta pelatihan peserta pelatihan akan mudah menyelesaikan tujuan yang
diharapkan;
7.
Mengkoordinasi dukungan pelayanan atau sarana
penunjang yang meliputi personalia, fasilitas-fasilitas, perlengkapan, dan
jadwal untuk melaksanakan rencana pelatihan;
8.
Mengevaluasi pelatihan peserta pelatihan
dengan syarat mereka menyelesaikan pelatihan serta melihat kesalahan-kesalahan
dan peninjauan kembali beberapa fase dari perencanaan yang membutuhkan
perbaikan yang terus menerus, evaluasi yang dilakukan berupa evaluasi formatif
dan evaluasi sumatif.
c. Model ASSURE
Model ASSURE merupakan suatu model yang
merupakan sebuah formulasi untuk Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) atau disebut
juga model berorientasi kelas. Menurut Heinich et al (2005) model ini terdiri
atas enam langkah kegiatan yaitu :
1.
Analisis Pelajar (Analyze Learners)
2.
Menyatakan Tujuan (States Objectives)
3.
Pemilihan Metode, Media dan Bahan (Select
Methods, Media, and Material)
4.
Penggunaan Media dan Bahan (Utilize
Media and Materials)
5.
Partisipasi Pelajar di dalam kelas (Require
Learner Participation)
6.
Penilaian dan Revisi (Evaluate and
Revise)
d. Model ADDIE
Model desain pelatihan yang sifatnya lebih
generik yaitu model ADDIE (Analysis-Design-Develop-Implement-Evaluate). ADDIE
muncul pada tahun 1990-an yang dikembangkan oleh Reiser dan Mollenda (2005).
Salah satu fungsinya ADDIE yaitu menjadi pedoman dalam membangun perangkat dan
infrastruktur program pelatihan yang efektif, dinamis dan mendukung kinerja
pelatihan itu sendiri
1. Analisis
2. Desain
3. Pengembangan
4. Implementasi
5. Evaluasi
e. Model Smith
dan Ragan
Desain pelatihan model Smith and Ragan (2003)
ini memiliki kecenderungan terhadap implementasi teori pelatihan kognitif.
Hampir semua langkah dan prosedur dalam model ini difokuskan pada rancangan
tentang strategi pelatihan. Model Smith and Ragan terdiri atas beberapa langkah
dan prosedur pokok sebagai berikut :
1. Analisis lingkungan
pelatihan
2. Analisis
karakteristik peserta pelatihan
3. Analisis tugas
pembelajaran
4. Menulis butir tes
5. Menentukan strategi
pelatihan
6. Memproduksi program
pelatihan
7. Melaksanakan
evaluasi formatif
8. Merevisi program
pelatihan
Sekian Laporan Manajemen Diklat.. Semoga bermanfaat bagi pembaca..
Komentar
Posting Komentar